Jadi Penulis Yang Lumayan Aja, Kata Agus Mulyadi

Acara Awarding Day dari Kontes Blog Super Bercerita #KadoUntukPahlawan terlaksana hari Sabtu (18/6/2022) siang. Pengumuman pemenang tulisan #KadoUntukPahlawan dari Aplikasi Super ini dikemas apik diawali webinar “Proses Kreatif Menulis Kisah Inspiratif” dari dua narasumber kondang, Agus Mulyadi dan Merry Riana.

Meski tak menyabet juara dan berbekal niat asal ikut saja karena blog ini belum sesuai persyaratan yaitu minimal berusia 2 bulan, saya cukup bersyukur bisa ikutan diundang via japrian panitia.

Padahal streaming via youtube juga bisa. Sereceh itu ternyata kebahagiaan versi saya.

Ada yang menggelitik hati saya di satu jam pertama sesi Mas Agus Mulyadi, selain kepiawaian meramu kata ditambah bumbu-bumbu satir dan humor yang jadi ciri khasnya. Mas Agus menghimbau kita supaya jadi penulis yang lumayan saja.

Sumber: www.instagram.com/agusmagelangan/

Menilik sekilas profil Agus Mulyadi, ia adalah seorang blogger dan penulis yang sudah lama menunjukkan taringnya di bidang kepenulisan kreatif. Siapa sangka, pekerjaan jaga warnet yang disebutnya membosankan itu kini membawanya jadi redaktur media ternama. Belum lagi sederet prestasi lain yang berhasil diukirnya dari aktivitas menulis.

Sebagai anak bawang di dunia blogging saya merasa sangat ketinggalan karena baru mengenal Mas Agus. Selain karena sebelumnya saya sempat tidak terlalu aktif di media sosial. Padahal, saya cukup suka mampir ke artikel-artikel Mojok.co. Hari ini, baru saya tahu kalau salah satu petingginya adalah beliau.

Awal mula perjalanan menulis Agus Mulyadi

Mas Agus bercerita, ia membuat blog pribadinya sekitar tahun 2008, berbarengan dengan tingginya atensi publik pada blog yang mengangkat kisah personal seperti Raditya Dika di Kambing Jantan. Ini memotivasi Mas Agus untuk aktif menulis di blog karena ia sadar, siapapun layak menulis dan berbagi kisah hidupnya, bukan orang-orang ternama saja.

Titik balik kehidupannya bermula dari keisengan mengedit foto dirinya bersama artis papan atas kala itu. Salah satu yang paling menggelegar jagad maya adalah fotonya dengan Nabilah JKT48. Tak disangka hasil iseng-iseng itu viral membuat traffic blognya perlahan meningkat. Hebatnya, Mas Agus nampaknya sama sekali tak terjangkit star syndrome dan tetap konsisten mengisi blognya. Ketelatenan merawat blog membuahkan hasil saat penerbit mulai melirik tulisannya, hingga membuka berbagai kesempatan besar lainnya.

Begini lho jadi penulis yang lumayan ala Agus Mulyadi

1. Mengapa kita perlu menulis?

Mas Agus mengawali materinya dengan mengaktualisasikan kembali kalau menulis itu kegiatan yang punya segunung manfaat. Bagi seorang Agus Mulyadi, alasan mengapa seseorang perlu menulis sekalipun ia bukan penulis setidaknya ada 4 justifikasi.

1. Menulis nyatanya membantu kita meruntutkan logika berpikir

2. Menulis membantu kita mengembangkan argumen yang kuat dan baik.

3. Menulis bisa meningkatkan kemampuan berbahasa

4. Menulis dapat mengembangkan komunikasi yang lebih artikulatif

Sebagai seorang yang dulunya tidak mudah untuk berbicara, saya sepakat dengan yang disampaikan beliau. Alasan saya menganggap menulis adalah tindakan terapeutik karena didorong keinginan mencurahkan isi hati di masa SD hingga SMP, ketika tiada tempat untuk berbagi dan berdiskusi.

Benar saja kalau diksi saya bertambah dan kemampuan berbahasa lebih baik dari teman sebaya. Prestasi kecil dari kebiasaan menulis saya rasakan ketika dapat nilai sempurna di ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia saat SMP. Tak banyak orang tahu, tapi kenangan ini selalu menghangatkan benak saya.

Oiya, Mas Agus juga mengingatkan kalau blog dan media sosial itu bukan musuh. Keduanya justru saling melengkapi dengan fungsi masing-masing. Blog berperan sebagai kearsipan, sedangkan media sosial cenderung jadi perantara interaksi dan eksistensi.

2. Strategi menulis di era digital

Nah, menarik nih, Fellas. Mas Agus berbagi 4 karakteristik tulisan yang diminati pembaca di era digital, meliputi:

(a) Tulisan tidak terlalu panjang, mengapa? Mas Agus menunjukkan hasil riset kalau makin ke sini, orang cenderung punya daya baca rendah. Terkadang artikel yang terlalu panjang malah bikin pembaca kabur, katanya. Saran dari Mas Agus adalah memadatkan tulisan di 400-800 kata sudah cukup.

(b) Kalimat dan paragraf pertama menentukan tindakan skip atau lanjut membaca. Awal tulisan jadi kunci utama menggaet perhatian pembaca agar tetap membaca hingga akhir. Buat Mas Agus, inilah alasan mengapa ia selalu membubuhi awal tulisan dengan unsur jenaka atau satir ringan. Karakter ini sangat kuat dimiliki Mas Agus, terbukti saat tadi saya mampir ke blog beliau di sini, awal kalimat yang diracik selalu menggugah rasa ingin melanjutkan membaca.

(c) Gaya tulisan ringan dipercaya lebih disukai pembaca warga dumay, daripada tulisan berat dan serius. Wah, ini sih jadi pe-er lain buat saya untuk bisa meringankan bahasa dari tulisan yang dibuat. Soalnya akhir-akhir ini saya suka nulis topikyang panjang kali lebar, hehehe.

(d) Visual punya pengaruh besar dalam tulisan, jadi jangan lupa mencantumkan gambar pada artikel yang dibuat. Lagi-lagi Mas Agus menguatkan argumennya dengan menampilkan hasil penelitian kalau tulisan dengan gambar pendukung menarik minat keterbacaan lebih tinggi.

3. Melenturkan tulisan yang kaku

Last but not least, Mas Agus berbagi cara melenturkan tulisan yang kaku. Langkah ini katanya selalu jadi taktik mengolah tulisan yang semula kaku jadi lebih luwes sehingga nyaman dibaca.

(a) Upayakan storytelling atau pakai gaya cerita lebih personal dan intim melalui pengalaman pribadi, karena ini yang membedakan artikel blog personal dengan artikel di platform berita.

(b) Ciri kental yang dimiliki Mas Agus, tak lain adalah memberi sentuhan humor

(c) Mendetailkan narasi atau kondisi, kalau perlu tambahkan bumbu hiperbola

(d) Menggunakan diksi yang variatif. Caranya? Banyak membaca!

Fellas, sekarang sudah tahu ya trik jadi penulis yang lumayan ala Agus Mulyadi. Cus, praktekin!



Posting Komentar

5 Komentar

  1. Setuju banget, nih sama penjabaran manfaat menulis, bikin kita berpikir untuk merangkai kata secara runut.

    BalasHapus
  2. "Penulis yang lumayan aja" tapi ilmunya luar biasa 😭

    BalasHapus
  3. lumayan plus plus ini kak maksudnya. Sederhana tapi kaya makna apa yang disampaikan Kang Mulyadi ini. Poin yg disampaikan benar memang, menulis turut mengasah logika

    BalasHapus
  4. AAA bener banget, dengan menulis perbendaharaan bahasa dan komunikasi jsdi berkembang buat aku yang lemah dalam public speaking.

    Wah, banyak membaca jadi pe-er, nih, akhir-akhir lagi mulai baca-baca lagi.

    BalasHapus
  5. sangat mencerahkan mba,..strategi penulisan di era digital,..semoga bisa praktekkan

    BalasHapus