Menjadi Orang Tua Mindful Bebas Stres, Review

Ketidaktahuan saya atas dunia pengasuhan anak membuat saya bingung untuk mulai belajar dari mana. Memang semua informasi dapat kita akses melalui sosial media, banyak akun yang mengangkat topik pengasuhan anak dari berbagai sudut pandang. Sayangnya, saya pribadi tidak bisa mempelajari sesuatu secara meloncat-loncat seperti yang disajikan dalam feed instagram.

Maka, pembelajaran pertama soal pengasuhan anak berlabuh pada buku Raising Good Humans, Menjadi Orang Tua Mindful Bebas Stres. Sebuah buku panduan (nonfiksi) menjadi orang tua yang lebih sadar sepenuh hati atas segala tindakannya dalam mengasuh anak. Ditulis tak hanya berdasarkan pengalaman pribadi, namun juga didukung artikel dan jurnal ilmiah pada lingkup ilmu psikologi anak, kesehatan mental, mindfulness, dan pengasuhan anak tentunya.

Buku ini menarik hati saya─pemula yang baru mencicipi arus ilmu parenting─tanpa merasa terintimidasi, sebab buku ini cukup ringan dan tidak banyak halaman. Bagi saya, buku ini tepat dibaca oleh pengantin baru sebagai pemanasan ringan untuk mengenal dunia pengasuhan anak.

Judul Asli: Raising Good Humans: A Mindful Guide to Breaking The Cycle of Reactive Parenting and Raising Kind, Confident Kids
Penulis: Hunter Clarke-Fields
Tahun: 2019
Alih Bahasa: Siegfrieda AS Mursita Putri
Penyunting: Yoke Yuliana
Tahun terbit di Indonesia: 2022
Cetakan: 1
Halaman: 277 Lembar
Penerbit: PT Gramedia

Pembaca dibawa pada proses belajar kronologis melalui dua bab yang tersaji. Hunter Clarke-Fields, penulisnya seorang mentor gaya hidup mindfulness dan pencetus kelas mindful parenting, menuliskan dengan apik ajakan koreksi diri untuk melucuti kebiasaan hasil pola asuh turun temurun─yang kurang baik─pada bab pertama. Bukan untuk menyalahkan pihak mana dan siapa, namun sebagai evaluasi hal-hal apa saja yang tidak ingin kita lihat pada anak kita kelak.

Seperti judul babnya, Memutus Rantai Reaktivitas, bagian ini membantu pembaca menghilangkan kebiasaan reaksi berlebih, misalnya berteriak. Kita semua tahu bahwa berteriak dapat mempengaruhi psikis anak. Pembaca diajak mengurangi sikap reaktif seperti berteriak dan membangun welas asih bagi diri sendiri agar tak larut dalam reaksi negatif yang justru memicu stres.

Kamu tak bisa menghentikan ombak, namun kamu bisa belajar berselancarJon Kabat-Zinn

Awalnya, penulis menguraikan serangkaian penyebab mengapa manusia dapat bersikap reaktif secara ilmiah. Barulah kemudian pembaca dilatih mengasah ketenangan diri, mengenal pemicu dari reaksi emosional agar dapat mengurangi intensitas kemunculannya, serta menghadirkan empati baik bagi diri sendiri dan anak. Meski telah mempraktikkan mindfulness tak lantas menjadikan pengasuhan anak selalu lancar, akan datang keadaan tertentu yang menimbulkan datangnya perasaan sulit. Namun, akhir bab ini mengemas pesan menghadapi perasaan sulit tersebut agar orang tua dapat menjaga kestabilan emosional.

Bab ke dua berjudul Membesarkan Anak-Anak yang Baik Hati dan Percaya Diri lebih mengulas teknik komunikasi efektif sepenuh hati dengan anak. Pembaca mendapat kiat-kiat komunikasi sehat dengan anak tanpa teriakan dan ancaman. Seringkali komunikasi orang tua yang tak sehat menjadi penyebab renggangnya hubungan orang tua dan anak saat sang anak menginjak masa remaja.

Misalnya, menjadi pendengar yang dapat menyembuhkan─daripada melontarkan reaksi yang membuat nyali anak menciut. Serta perlunya orang tua memperhatikan tutur ucapan yang baik dan benar. Akhir bab ini ditutup dengan usulan resolusi konflik dan strategi menciptakan kedamaian rumah melalui hubungan orang tua-anak yang saling bekerja sama serta memahami.

Saat anda mencintai seseorang, hal terbaik yang dapat anda berikan adalah kehadiran anda. Bagaimana anda bisa mencintai seseorang jika anda tidak hadir di sanaThich Nhat Hanh

Secara keseluruhan, isi buku ini cukup mudah dipahami dengan gaya bahasa lugas dan komunikatif. Salah satu unsur unggulannya terletak pada bagian latihan. Pembaca dengan mudah menemukan latihan di tiap pembahasan untuk membantu mempraktikkan aktivitas-aktivitas sederhana yang membangkitkan kesadaran penuh. Pembaca tak perlu terburu-buru membuka halaman berikutnya, cukup membacanya perlahan, melakukan praktik, dan menyerap intisari hingga terlatih menjadi sadar sepenuh hati dari sebelumnya.

Raising good humans membuka mata saya akan tantangan mengasuh anak dengan realistis; usaha membangun karakter kuat pada anak harus bermula dari karakter orang tua yang ditampilkan pada anaknya, dan meskipun orang tua hadir untuk ditiru─anak tetap sebaik-baik guru bagi orangtuanya.

Posting Komentar

8 Komentar

  1. Buku yang wajib masuk dalam list keranjang belanja bulan depan, dengan halaman yang tidak begitu tebal, bacaan tepat sekali santap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asik ada yang keracunan. Yuk, kak, harga di Pulau Jawa 88 ribu.

      Hapus
  2. Jadi penasarn ingin baca mba.. Sepertinya menjadi list buku selanjutnya.. Trmksh mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Kak. Bacaan ringan dulu sebelum mendalami seperti Kak Wince. Semoga ada kesempatan ikut Ibu Profesional seperti kakak.

      Hapus
  3. Dari penjabarannya aja udah banyak sekali manfaat yang bisa dipelajari. Apalagi kalau baca bukunya, yaa. Bisa jadi rekomendasi yang aku beli, sih, kalau punya anak nanti, xixi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut aku yang newbie memang bagus, sih. Buat perkenalan awal dunia pengasuhan anak masih okelah (karena masih belum kejadian langsung) hihihi

      Hapus
  4. Dari penjelasannya sepertinya bukunnya bagus banget untuk dibaca, otw segera baca bukunnya deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang menarik bagi pemula yang baru belajar parenting kak <3

      Hapus