Perhatikan, ternyata Real Close Friends-mu Hanya Segini!

Pernahkah memikirkan kembali arti pertemanan dalam hidupmu? Atau setiap orang yang kamu temui otomatis jadi teman bagimu?

Kalau begitu, coba jawab pertanyaan saya berikutnya. Bagaimana derajat perbedaan yang kamu terapkan untuk memisahkan teman dan teman dekat?. Jika belum sama sekali terpikirkan buatmu, bisa jadi kamu seorang extrovert yang punya keahlian alami berteman dengan siapapun. Tapi, mau se-extrovert apapun kamu, ternyata manusia punya batas jumlah teman sesuai value hubungannya, lho.

Hubungan pertemanan terjalin saat kamu bersedia membuka diri pada seseorang─atau bahkan komunitas. Meski awalnya kamu berteman tanpa memikirkan benefit apapun, seiring berjalannya waktu, tak semua orang mau membersamaimu. Begitu pula kamu, tanpa sadar menyeleksi siapa saja yang kurang tepat.

Pertemanan saat remaja tentu berbeda dengan masa dewasamu. Saat remaja, kamu punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama orang-orang baru yang asik menurutmu. Setelah dewasa, kamu akan menyadari bahwa yang asik tak selalu baik. Muncul keinginan dalam diri untuk memiliki hubungan pertemanan lebih berkualitas, bukan lagi soal kuantitas.

Mendefinisikan ulang arti pertemanan itu perlu, supaya yang disebut teman tak sekadar mereka yang singgah di kala senang saja.

Manfaat pertemanan sehat

Pertemanan berarti membangun hubungan dengan orang lain. Hubungan ini bersifat non-ekslusif karena punya dua alasan. Pertama, pertemanan bermakna membuka hubungan dengan lebih dari satu orang dalam satu waktu yang sama. Kedua, pertemanan terbangun karena manusia punya fitrah untuk berkoloni agar dapat hidup lebih baik.

Aktivitas sosial ini berharga dan setidaknya perlu dilakukan oleh manusia di sepanjang hidupnya. Menyadur riset Leibowitz, melalui pertemanan manusia memberi nilai bagi kelangsungan hidupnya sendiri. Pada akhirnya, lingkaran pertemanan akan membawa dampak bagi kebahagiaan seseorang─tentu apabila kita berteman dengan orang yang benar.

Melalui pertemanan pula, telah teruji kalau aktivitas ini mampu berkontribusi pada harga diri kita (self-worth). Bagaimana hubungannya?

Pertemanan terbentuk dari penilaian kita terhadap seseorang secara sadar─semakin kita menghargai dan menghormati seorang teman, semakin nyata kesadaran kita atas nilai yang dipengaruhi oleh mereka di hidup kita. Pada gilirannya, dari pertemanan kita dapat memahami kalau orang lain pun menghargai keberadaan kita untuknya. Kamu pun dipandang punya value bagi orang lain. Timbal balik hubungan ini berkontribusi pada harga dirimu; kamu percaya ada bahu untuk bersandar dan ada sosok-sosok yang butuh kehadiranmu.

Maka, jangan sampai salah pilih teman, ya.

Bukankah sebelum para peneliti berhasil menjelaskan hubungan kompleks pertemanan efektif, Allah Azza wa Jalla terlebih dahulu menghimbau kita untuk bergaul dengan orang-orang baik?

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)─QS. At Taubah: 119

Sebab, pertemanan sejatinya adalah cerminan diri kita, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin─HR al-Bukhari (al-Adabul Mufrad no. 239) dan Abu Dawud no. 4918 (ash-Shahihah no. 926)

Perlu digarisbawahi kalau tulisan ini bukan bermaksud untuk memilih teman dari latar belakang tinggi. Bukan pula menjadikan kita menghentikan silaturahmi dengan siapapun. Tetaplah membumi dengan keteguhan prinsip di hati. Meletakkan niat berteman untuk mengambil dan menyebar manfaat, bukan lagi mudharat. 

Sudah tahu metode memilah jenis dan jumlah pertemanan? Kalau belum, lanjut baca ke bagian berikutnya.

Jenjang pertemanan menurut Dunbar’s Number

Hidup manusia sangat dinamis, begitu pula pertemanan kita. Tiap teman ada masanya, terkadang, yang dekat sekarang bisa jadi tak lagi kita temui kabarnya di masa mendatang. Orang-orang silih berganti pada beragam jenjang kehidupan. Itu semua wajar, seleksi alam berjalan sebagaimana mestinya sesuai perkembangan value diri kita. Tanpa sadar naluri kita bergerak ke orang-orang yang lebih klik.

Dulu di masa remaja, berteman dengan siapa saja terasa mudah. Namun, makin bertambah usia, makin sedikit pula close circle kita. Seorang ilmuwan psikologis revolusioner dari Oxford telah meneliti fenomena ini benar adanya.

Robin Dunbar menyusun Dunbar’s Number, sebuah proyeksi numerik jumlah pertemanan yang bisa dikelola manusia secara bersamaan pada satu waktu. Ia menggambarkannya dalam sebuah pola lingkaran berulang. Semakin mendekati titik luar, semakin asing hubungan yang terjalin. Semakin dekat titik inti, hubungan yang terbangun erat dan saling bergantung.

Titik pusat, menggambarkan hubungan paling intim, yaitu hubungan dengan pasangan hidup.

Layer ke dua,  ditempati oleh sahabat paling dekat. Dunbar mendeskripsikannya sebagai hubungan pertemanan shoulder to cry-on atau close friends. Jumlahnya maksimal sekitar 5 orang. Mereka tergolong orang-orang penuh kesetiaan dan keikhlasan untuk hadir di tiap fase hidupmu, suka maupun duka. 

Layer ke tiga, terdiri dari mereka yang selalu menunjukkan dukungan dan empatinya padamu ketika sesuatu terjadi tanpa terduga. Jumlahnya sekitar 15 orang, sekaligus orang-orang dari layer sebelumnya. Mereka yang menempati layer ini adalah bestie-mu, tempat curhat-curhat ringan ternyaman.

Layer ke empat, jumlahnya membesar hingga 50 orang. Lingkar ini tergolong sebagai good friends, mereka adalah orang-orang yang sering kamu temui di kajian, arisan, dan acara serupa. Kelompok yang terbentuk karena kalian disatukan dalam satu lingkup atau kegiatan sosial yang sama.

Layer ke lima, melingkupi mereka yang kita tahu dan kenal. Kawan bermain di bangku sekolah dan rekan kerja termasuk di layer ini. Jumlahnya sekitar 150 orang─mereka yang nantinya akan muncul di pesta pernikahan maupun pemakamanmu.

Meskipun Dunbar sudah memproyeksikan angka di atas sesuai jenjang pertemanan, angka ini bervariasi bagi tiap orang. Bagi extrovert, jumlah ini bisa lebih besar. Sebagaimana introvert menjaga hubungan pertemanan dalam jumlah minimal, tentu angka tersebut lebih sedikit dari yang diproyeksikan.

Kira-kira ada berapa ya jumlah close friends-mu? Selamat menimbang-nimbang demi mewujudkan pertemanan sehat!

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Wahh seru banget postingan kali ini, jarang bgt topik ini di-up, jadi excited bgt. Pertemanan itu pnting bgt sih kak, setuju! Banyak bgt sunbangsih yg kita dpt dr pertamanan yg sehat.
    Nambah ilmu baru hari ini. Thanks kak ^^

    BalasHapus
  2. Setuju, setiap dari kita, extrovert kah atau introvert kak, kita pasti akan menyeleksi siapa saja yang akan kita genggam sampai akhir. Dan memiliki teman dekat sedikit bukan sebuah dosa, yang diperlukan ialah kualitas, bukan kuantitas.

    BalasHapus
  3. Pertemanan.. Sampai saat belum menemukan orang yang benar benar tulus..menarik sekali tulisannya mba...

    BalasHapus
  4. Layer pertemanan menurut saya sangat masuk akal. Teman shoulder-on-cry ini yang benar-benar harus kita jaga.

    BalasHapus
  5. Close friend aku sekarang cuma dua wkwkwk. Dari kecil udah berteman dengan banyak orang. Pad udah dewasa, akhirnya cuma dua yang satu frekuensi. 🤣

    BalasHapus
  6. Sampai sekarang belum nemu rekan atau teman yang benar-benar sefrekuensi dan menolong satu sama lain. Kalaupun ada yang sefrekuensi aku sendiri tidak merasakan manfaatnya :(

    BalasHapus