Romantika di Habbit Eatery

Serba-serbi perkafean belum usai dibahas di laman ini ya Fellas. Kini giliran mengulas Habbit Eatery, kafe primadona keluarga kami. Mulai melayani sejak 2018 lalu dan menempati bekas rumah kuno di Jalan Lawu Nomor 6 Kota Malang, tak ayal kalau Habbit Eatery punya estetika yang memukau

Bagimu yang belum pernah singgah di Kota Malang, Jalan Lawu termasuk wilayah dengan harga tanah dan properti cukup fantastis. Ini disebabkan oleh letaknya yang dekat dengan Ijen Boulevard, salah satu jalan tercantik semasa pemerintahan Hindia Belanda.

Dulunya sekitar jalan Ijen, Lawu, dan Semeru dibangun sebagai pusat permukiman para pembesar era kolonial. Sampai sekarang kita bisa merasakan suasana tempo dulu dari aransemen rumah di sana. 

Inilah yang membuat saya betah di Habbit Eatery. Meski sudah dipugar dengan menyatukan ornamen modern di tiap sudut ruangan, bangunan utama masih dibiarkan sebagaimana rupanya. Membuat hawa-hawa layaknya di rumah nenek. Homey.

Sebagai penyuka hal-hal kuno, Habbit Eatery sudah jadi pengungsian terbaik di tengah impian meminang salah satu dari rumah-rumah klasik sekitar Jalan Lawu.

Satu dari puluhan kunjungan di Habbit Eatery, paling berkesan tepatnya di Agustus setahun silam. Waktu itu saya membawa mama dan adik lelaki saya nongkrong sore-sore di Habbit Eatery.

Di sini tersedia tempat duduk indoor dan outdoor. Untuk indoor menempati ruangan-ruangan di dalam bangunan utama yang saya ceritakan tadi. Tuh, bisa dilihat kan dari gambar di atas terasa sekali romantika jadul dari ubin, jendela besar, dan mozaik kaca di bawah pendingin ruangan.



Sedangkan tempat duduk outdoor cukup beragam pilihannya. Tersedia bangku dan meja di halaman belakang bangunan utama, di area teras depan, serta bean bag di atas rumput sintetis di halaman depan. 

Dulu pernah disediakan water area, meja dan bangku diletakkan di atas kolam renang kecil yang ada di bagian halaman belakang. Jadi pengunjung bisa relaksasi merendamkan kakinya. Namun, nampaknya sekarang water area sudah tidak tersedia lagi.

Alasan mengapa tempat ini jadi favorit pengunjung segala usia adalah makanan. Menurut saya, Habbit Eatery ini kafe yang serius menyajikan menunya. Asli enak-enak! Saya kira cukup banyak pelanggan yang punya kesan sama kalau dilihat dari review mereka di laman Google Maps.

Menu yang tersaji lebih banyak makanan barat dengan harga cukup memeras tabungan selama seminggu hehehehe. Rentang harganya sekitar Rp 15.000,- sampai Rp 300.000,-. Jadi kalau mau ke sini patut ceki-ceki dulu kondisi tabungan life style saya bulan itu.

Kedoyanan adik lelaki saya pastilah yang berbau keju-kejuan seperti Loaded Fries, Habbit Fries, dan Pasta. Kalau saya dan mama doyan nasi goreng roa, atau kalau lagi kurang mood makan berat ya mushroom soup aja.

Nah intinya jangan lupa tambahkan Habbit Eatery di daftar kunjunganmu di Kota Malang ya~

Posting Komentar

4 Komentar

  1. aku kira dari judul ini soal buku, ternyata review tempat. Gubrakkk,,,, so far, tempatnya keren ya, design jaman kuno yg futuristik.Sayang , harga makanan disana lumayan bikin menelan lidah. Dan baru tahu ada model cafe begini .... cocok buat mojok untuk bloging juga kan dek

    BalasHapus
  2. Tempatnya instagramable banget ya kak Tasya. Rasanya betah sekali di sana, duduk sekadar menikmati tiap sudutnya, berasa ikut mesin waktu kembali ke jaman dulu.

    Kelihatan sih kalau makanannya enak-enak, porsinya lumayan juga. Kalau saya ke Malang, boleh nih jadi destinasi pilihan

    BalasHapus
  3. Tampilan interiro kafenya estetik banget ya kak, aku yang kurang suka ke kafe jadi pengen coba ke sana. Kira-kira di sana ada iringan musik zaman dahulu gak kak? Kalau ada bakal makin asyik tuh

    BalasHapus
  4. Siipp...klo ke Malang insyaAllah bisa jadi salah satu pilihan, nih. Mugi kesampaian tahun ini bisa tandang ke Malang

    BalasHapus