Teleterapi, Solusi Konsultasi Psikologi Online

Layanan konsultasi psikologi di negeri ini relatif mahal. Belum lagi persebarannya kurang merata dan hanya mudah ditemukan di Pulau Jawa, membuat kita cukup terlambat melek kesehatan mental. Pantas saja kalau kasus pemasungan manusia mudah ditemukan di daerah pelosok. Alih-alih meluangkan biaya pengobatan bagi anggota keluarga yang terdeteksi punya masalah jiwaan, untuk makan sehari-hari masih kesusahan. 

Tak usah kaget kalau nyatanya di tahun 2016 sempat ditemukan sekitar 18.800 kasus pemasungan pada penderita disabilitas psikososial. Data terbaru di tahun 2021 lalu menunjukkan hal yang tak kalah mengejutkan. Temuan Perhimpunan Jiwa Sehat (PJS) di bulan Agustus 2021 mengungkap sebesar 11.046 kasus kurungan paksa hingga pemasungan pada pengidap kesehatan mental di panti sosial. Ironinya, angka ini belum total keseluruhan sebab ditemukan pihak panti sosial dengan kepemilikan swasta yang tertutup dan tidak koperatif. Padahal, kasus pemasungan banyak ditemukan pada panti swasta.

Kini, setelah 2 tahun kita melewati waktu-waktu sulit saat kurva positif melonjak, masalah kesehatan mental mulai naik ke permukaan. Sepertinya karena mulai banyak orang mendapat gangguan mental sampai berdampak pada kesehatan fisik, salah satunya adalah gangguan kecemasan. Gejala gangguan mental pos masa darurat yang lalu biasanya berbentuk generalized anxiety disorder (GAD), obsessive compulsive disorder (OCD), post-traumatic stress disorder (PTSD), major depressive disorder (MDD), illness anxiety, dan panic disorder.

Menangkap keresahan masyarakat karena jasa konsultasi psikologi di klinik tak tersahabat, beberapa akun layanan konsultasi psikologi bermunculan di instagram. Bisnis teleterapi jadi opsi untuk menjaring masyarakat melek teknologi dan─yang paling utama budget-friendly.

Kenalan dengan Teleterapi

Istilah teleterapi muncul saat tingkat kecemasan dan depresi di Amerika Serikat meningkat tiga kali lebih tinggi di Juni 2020 (25,5%) dari tahun sebelumnya (8,1%). Survei YouGov untuk Forbes Health menunjukkan kelompok paling sering mengakses layanan teleterapi dalam satu tahun terakhir adalah milenial (38%), disusul orang dewasa (21%), Gen Z (16%), dan Baby Boomer (10%). Teleterapi menjadi layanan mudah dijangkau bagi mereka yang mengalami trauma mental dan emosional sedang membutuhkan konsultasi cepat via gawai masing-masing.

Teleterapi disebut psikoterapi, mengacu pada terapi dengan berbicara melibatkan hubungan profesional antara terapis dan klien. Dapat juga disebut terapi virtual karena terapis dan klien tidak bertemu secara empat mata, namun berlangsung melalui konferensi video, telepon, dan teks. Jasa konsultasi teleterapi biasanya menawarkan suasana mendukung agar klien bisa bicara leluasa dan sejujur mungkin.

Meskipun layanan konsultasi berlangsung di ruang maya, teleterapi tetap harus mematuhi kode etik. Misalkan yang paling penting, terapis setidaknya adalah seorang praktisi psikologi, atau memiliki lisensi resmi sebagai terapis, pekerja sosial klinis, dan konselor.

Selain itu, seorang terapis dituntut untuk tetap objektif, netral, dan tidak menghakimi klien. Saran yang diberikan terapis harus didukung penelitian dengan kredibilitas tinggi seperti jurnal ilmiah, agar klien mampu mengembangkan keterampilan hidup lebih sehat melalui teknik yang benar.

Teleterapi membangun semacam hubungan terapeutik dari waktu ke waktu. Agar klien memiliki perasaan aman untuk membicarakan apapun, bahkan hal-hal tersembunyi dari orang terdekat mereka. Sehingga layanan teleterapi biasanya tersedia dalam berbagai pilihan sesi dan rencana perawatan.

Nah, ada perbedaan antara teleterapi dengan telepsikiatri ya, Fellas. Meski keduanya sama-sama berlangsung secara online, telepsikiatri melibatkan dokter medis (psikiater) untuk memberikan psikofarmasi atau penentuan resep obat kesehatan mental. Untuk layanan telepsikiatri ada 2 jenis, yaitu secara sinkron dan asinkron. 

Telepsikiatri sinkron melibatkan pembicaraan langsung antara psikiater dengan klien. Sementara telepsikiatri asinkron dilakukan dengan cara psikiater meninjau rekaman percakapan klien dengan penyedia layanan kesehatan terlatih bukan psikiater terlebih dahulu. Di sini psikiater akan meninjau rekaman percakapan tersebut dan menyesuaikan resep obat sesuai kebutuhan.

Intinya, layanan telepsikiatri biasanya lebih banyak membahas riwayat kesehatan dan obat yang pernah dikonsumsi klien untuk mengatasi masalah kesehatan mentalnya. Mereka akan memantau konsumsi obat klien agar tidak menimbukan efek samping yang tidak diinginkan. 

Geliat Teleterapi di Indonesia: Menyembuhkan tanpa jadi beban

Saat coba memasukkan beberapa kata kunci seperti konsultasi psikologi dan curhat online di kolom pencarian instagram, sudah banyak platform menawarkan layanan teleterapi. Salah satu yang berada di urutan pencarian paling atas adalah psikologimu.co dan temanmu_curhat. Keduanya menawarkan layanan konsultasi psikologi online melalui platform yang berbeda.

Psikologimu.co punya aplikasi yang memudahkan siapapun untuk memilih sesi konsultasi melalui chat atau video call bersama konselor berlisensi. Menariknya, aplikasi ini sudah mengkategorikan topik-topik yang tersedia sesuai konselor di bidangnya serta memperlihatkan rating pelayanan tiap konselor. Untuk biaya konsultasi cukup terjangkau, harga layanan via chat Rp 75.000/60 menit, sementara layanan video call Rp 225.000/60 menit.

Kalau temanmu_curhat menawarkan layanan konsultasi via chat dan call whatsapp bersama konselor sarjana psikologi. Setiap sesi dilakukan selama 2 jam dengan biaya yang diberikan seikhlasnya oleh klien. Mudah banget, kan?!

Gimana, sudah ada rencana booking sesi curhat minggu ini belum, Fellas? Pastikan menentukan pilihan pada penyedia layanan konsultasi psikologi yang terpercaya, ya! 

Referensi:
https://www.forbes.com/health/mind/teletherapy-for-mental-health-treatment/ 
https://www.forbes.com/health/mind/telepsychiatry-vs-teletherapy/ 
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210827203048-20-686571/masalah-odgj-11-ribu-kasus-pemasungan-sesak-di-panti 
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160320_indonesia_hrw_pasung 

Posting Komentar

1 Komentar