Sengaja Lapar Demi Autofagi, Haruskah?

Kesimpulan yang dapat dipetik dari mencontohi kebiasaan makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu mencukupkan makan agar tidak terlalu kenyang dan tidak teramat banyak.  Faktanya, ada garis merah yang bisa dihubungkan dari teladan makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Al-Qur’an dan hadist dengan mekanisme dalam tubuh manusia.

Mengurangi intensitas makan supaya tubuh makin sehat bukan isapan jempol semata. Fakta ini bermula saat seorang ahli sitologi dan biokimia berkebangsaan Belgia, Christian de Duve, menemukan istilah autofagi yaitu kemampuan sel menghancurkan diri (self-eating) di tahun 1960-an.

Beberapa dekade kemudian, Yoshinori Ohsumi, ahli biologi sel dari Jepang melanjutkan riset tersebut dan berhasil menjelaskan proses deklinasi hingga daur ulang sel melalui autofagi. 

Risetnya dianggap penting bagi dunia kedokteran karena eksplanasi mutasi sel yang kemudian timbul menyebabkan sejumlah penyakit ganas dapat dijabarkan lebih rinci.

Hubungan autofagi dengan aktivitas makan

Mekanisme autofagi sejatinya adalah salah satu prosedur metabolisme tubuh manusia. Penghancuran diri sel melalui autofagi berguna untuk membersihkan kandungan berbahaya dalam sel tersebut serta meremajakannya jadi jaringan sel baru yang sehat.

Bila merunut peristiwa metabolisme, kita mengenal dua aktivitas utama dengan fungsi berbeda yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolime terdiri dari proses sintesis molekul dan pembangunan struktur sel baru, sedangkan katabolisme bertugas memecahnya. Autofagi adalah satu tahapan proses katabolisme.

Autofagi membuat sel bekerja mendegradasi diri dari komponen rusak didalamnya. Pada sel-sel rusak tersebut biasanya tersimpan sejumlah bakteri invasif dan patogen penyebab berbagai penyakit, salah satunya adalah sel kanker.

Para ahli percaya autofagi berlangsung saat seseorang berpuasa. Selama berpuasa, jumlah energi dan nutrisi yang masuk ke tubuh minim, sehingga proses ini bekerja lebih untuk memakan dan membersihkan sel-sel difungsional. Bahkan pada situasi tertentu, autofagi mengakibatkan kematian sel secara terprogram (apoptosis). 

Haruskah kita melaparkan diri?

Proses autofagi diyakini mulai terlaksana ketika kadar glukosa dan insulin tubuh manusia menurun drastis. Saat diujicobakan pada hewan, proses autofagi berhasil terdeteksi setelah spesies tersebut berpuasa selama 24 jam.

Meski terdapat hasil studi yang berhasil mendeteksi autofagi dalam sel manusia, namun belum ada penelitian konklusif menunjukkan periode puasa paling optimal agar proses autofagi berlangsung optimal. Selain itu, hasil studi proses autofagi kebanyakan dilakukan pada hewan.

Perlu diingat bahwa dunia kesehatan pun melarang kita untuk sengaja menginduksi proses autofagi tanpa terlebih dahulu melakukan konsultasi.

Alih-alih ingin sehat, sengaja menginduksi proses autofagi justru membuat mekanisme ini terlaksana secara berlebih. Ketika autofagi berlangsung terlalu berlebihan, ada kemungkinan malah membayahakan seperti membunuh jaringan sel jantung dan memelihara sel kanker di bawah permukaannya.

Sikap terbaik menanggapi sekian hasil riset ahli mestinya tidak lepas dari pemahaman diri sebagai muslim, yaitu dengan menelaah bagaimana teladan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Ada tips buatmu yang sedang bimbang menentukan pilihan untuk mengelola pola makan,

1. Kurangi jam makan, tanpa terlalu memforsir diet

Taktik termudah agar tubuh jadi lebih sehat adalah mengurangi intensitas kegiatan makan. Kesimpulan yang dapat kita tarik yaitu selayaknya kita mengindari sesuatu yang berlebihan, baik makanan dan pola diet.

Jam makan yang perlu dipangkas adalah waktu-waktu nyemil. Membiarkan tubuh merasa lapar (dalam batas normal) cenderung membantu memperbaiki sekian sistem yang berjalan di dalam organ-organ kita, sebagaimana saat berpuasa.

2. Memenuhi 7 kebutuhan nutrisi tubuh

Tubuh kita punya hak yang harus dipenuhi, lho, sudah tahu belum?

Kebutuhan utama tubuh yang perlu kita penuhi terdiri dari ragam jenis mikronutrien dan makronutrien. Makronutrien terdiri dari karbohidrat, lipids (minyak dan lemak), serat, protein, serta air. Sedangkan mikronutrien merupakan zat gizi berupa vitamin dan mineral.

Ketujuhnya adalah syarat wajib apabila kamu ingin selalu sehat terhindar dari penyakit musiman. Ragam jenis nutrisi ini berguna sebagai sumber energi, pertumbuhan dan perawatan sel, pembentukan hormon, pelancar pencernaan dan metabolisme, hingga detoks racun.

Nah, kira-kira kebutuhan nutrisi harianmu sudah seimbang belum?

Referensi:
https://www.medicinenet.com/how_long_do_you_need_to_fast_for_autophagy/article.htm
https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/info-sehat/mengenal-proses-autofagi-kondisi-mekanisme-tubuh-yang-sering-terjadi-ketika-berpuasa/

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Aku baru tau ada isitlah autofagi. Konsepnya menarik yaa hampir sama dengan diet bedanya ini cara lebih mudahnya. Kira-kira untuk orang yang memiliki riwayat maag cocok gak ya kak?

    BalasHapus
  2. Sepertinya asupan gizi belum memenuhi deh..hiks.

    Apakah autofagi sama dengan berpuasa?

    BalasHapus
  3. Kebetulan banget, aku mau diet terus nemu tulisan ini. Sepertinlya konsep autofagi ini cocok untuk aku coba, lebih mudah juga diterapkannya

    BalasHapus